Aku belum mampu
Aku prempuan anak semester akhir yg kuliah di
universitas swasta di kota istimewa.
aku akan menceritakan tentang cinta mungkin klise, memang.
Tapi mau ga mau cinta tetaplah menjadi perbincangan number #1 tanpa kita sadari. Aku sudah memutuskan untuk tidak memiliki ikatan cinta sudah 2 tahun ini. Semenjak senja meninggalkanku.
Sulit rasanya untuk percaya kepada orang lgi.
Bukan karena aku meratapi masa jomblo ku atau aku tidak laku apa lagi itu haha..
Aku memang tdk cantik, cara bicaraku pun puzzle jadi hanya beberapa orang yg mengerti percakapanku.
Aku pernah dket sama laki-laki sepantaran sama aku hanya dia adik tingkat kuliahku, aku sering diajak dia main, asal tdk berdua aku mau dan dia tdk masalah sampai akhirnya dia memintaku saat itulah aku tidak bisa menemui dia lagi. Karena alasanku sudah ku katakan di awal 3 kali cowo dateng selalu ku tolak. Bukan karena kita beda pulau atau budaya yg mmbuat ku enggan.
Tapi aku ingin benar" mengkosongkan hati itu, lelah untuk berhubungan kalau blh aku katakan
Sampai pda akhirnya ada seorang laki" dia lulusan S2, kita bertemu d kantin berawal dia menanyakan buku untuk penelitiannya sampai akhirnya kita kenalan.
Dia orangnya baik, sederhana, sering mengajak aku diskusi tentang pengetahuan itu yg mmbuat ku nyaman untuk berbicara. Ngajak aku dinner juga. Dia orangnya dewasa.
Sampai pada akhirnya aku tahu di adalah seorang pengacara yang cukup mapan, hanya saja aku bukan type tergiur tahta dan harta.
Sampai pada akhirnya dia pun mengatakan menyukaiku ketika lauching buku pertamaku diterbitkan dimedia.
Saat itu juga aku mulai menghindar.
Maafkan aku, aku belum bisa membuka hati untuk siapapun, masih sulit percaya kmbali kepada laki".
Aku tidak siap untuk hidupku berantakan kembali, aku tidak siap untuk kehilangan lagi. Aku tidak siap menerima diriku di caci lagi. Aku tidak siap seseorang yg kusayang sampai saat ini lebih mempercayai media dan orang lain dibanding aku prempuannya yang ingin hidup bersama dia selamanya.
Aku tidak siap menggantikan nama dia dengan nama orang lain.
Aku belum mampu sampai saat ini.
aku akan menceritakan tentang cinta mungkin klise, memang.
Tapi mau ga mau cinta tetaplah menjadi perbincangan number #1 tanpa kita sadari. Aku sudah memutuskan untuk tidak memiliki ikatan cinta sudah 2 tahun ini. Semenjak senja meninggalkanku.
Sulit rasanya untuk percaya kepada orang lgi.
Bukan karena aku meratapi masa jomblo ku atau aku tidak laku apa lagi itu haha..
Aku memang tdk cantik, cara bicaraku pun puzzle jadi hanya beberapa orang yg mengerti percakapanku.
Aku pernah dket sama laki-laki sepantaran sama aku hanya dia adik tingkat kuliahku, aku sering diajak dia main, asal tdk berdua aku mau dan dia tdk masalah sampai akhirnya dia memintaku saat itulah aku tidak bisa menemui dia lagi. Karena alasanku sudah ku katakan di awal 3 kali cowo dateng selalu ku tolak. Bukan karena kita beda pulau atau budaya yg mmbuat ku enggan.
Tapi aku ingin benar" mengkosongkan hati itu, lelah untuk berhubungan kalau blh aku katakan
Sampai pda akhirnya ada seorang laki" dia lulusan S2, kita bertemu d kantin berawal dia menanyakan buku untuk penelitiannya sampai akhirnya kita kenalan.
Dia orangnya baik, sederhana, sering mengajak aku diskusi tentang pengetahuan itu yg mmbuat ku nyaman untuk berbicara. Ngajak aku dinner juga. Dia orangnya dewasa.
Sampai pada akhirnya aku tahu di adalah seorang pengacara yang cukup mapan, hanya saja aku bukan type tergiur tahta dan harta.
Sampai pada akhirnya dia pun mengatakan menyukaiku ketika lauching buku pertamaku diterbitkan dimedia.
Saat itu juga aku mulai menghindar.
Maafkan aku, aku belum bisa membuka hati untuk siapapun, masih sulit percaya kmbali kepada laki".
Aku tidak siap untuk hidupku berantakan kembali, aku tidak siap untuk kehilangan lagi. Aku tidak siap menerima diriku di caci lagi. Aku tidak siap seseorang yg kusayang sampai saat ini lebih mempercayai media dan orang lain dibanding aku prempuannya yang ingin hidup bersama dia selamanya.
Aku tidak siap menggantikan nama dia dengan nama orang lain.
Aku belum mampu sampai saat ini.
Komentar
Posting Komentar